Kelurahan Kebonsari Kulon Sukses Pamer Kreativitas di Night Cokro Fair 2025

Cokro Fair 2025

Kota Probolinggo, 30 Agustus 2025 — Malam itu Jalan Cokroaminoto dipenuhi keramaian dan semangat warga saat Night Cokro Fair 2025 berlangsung. Gelaran tahunan yang menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Jadi Kota Probolinggo ke-666 ini kembali menampilkan kreativitas, budaya, dan inovasi masyarakat dari berbagai kelurahan. Kelurahan Kebonsari Kulon menjadi salah satu yang paling menonjol, dengan penampilan panggung yang meriah, atraksi seni yang memukau, dan partisipasi warga dari berbagai RW.


Acara dibuka secara resmi oleh Wali Kota Probolinggo, dr. Aminuddin, didampingi Ketua TP PKK Kota Probolinggo, dr. Evariani, Wakil Wali Kota, Ina Dwi Lestari, serta anggota DPRD. Dalam sambutannya, Wali Kota menegaskan bahwa Cokro Fair bukan sekadar hiburan, tetapi juga menjadi platform strategis untuk menampilkan potensi lokal, mempererat kebersamaan warga, sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat.

“Cokro Fair adalah wujud nyata semangat kebersamaan dan kreativitas masyarakat. Mari kita jaga kondusivitas kota agar pembangunan dapat berjalan lancar, serta budaya lokal tetap lestari,” ujar dr. Amin.

Wali Kota juga memperkenalkan program “Probolinggo Bersolek”, yang menitikberatkan pada penataan estetika kota, pemberdayaan masyarakat, dan penguatan identitas lokal. Sebagai bentuk kepedulian sosial, seluruh peserta dan pengunjung diajak untuk membacakan Al-Fatihah bagi seorang driver ojek online yang wafat dalam aksi demonstrasi di Jakarta.

Kebonsari Kulon: Panggung Kreativitas dan Semangat Gotong Royong

Setibanya di wilayah Kelurahan Kebonsari Kulon, rombongan disambut meriah oleh musik dug-dug Sedap Malam dan yel-yel semangat dari warga. Lurah Ikromi menyambut rombongan dengan hangat dan memandu peninjauan ke lima panggung tematik, yang menampilkan kreativitas warga dari berbagai RW:

   


  • RW 07: Tarian ibu-ibu yang enerjik dan memikat penonton.
  • RW 09: Wali Kota menyapa warga dari panggung utama, menambah keakraban dengan masyarakat.
  • RW 13: Atraksi Naga Api yang memukau dan mendapat sorakan meriah.
  • RW 02: Penampilan anak-anak bertema Wonderland Indonesia, penuh warna dan imajinasi.
  • RW 11: Tarian adat Dayak yang dipadukan dengan pelepasan ayam jago sebagai simbol kemerdekaan dan keberanian.

Panggung penutup menampilkan fashion show batik karya Nico Sawiji (Poerwa Corp) yang diperagakan oleh kader PKK Kebonsari Kulon. Acara ditutup dengan tarian Tabola Bale, menegaskan nuansa kebersamaan, budaya, dan kreativitas warga.


Lomba Panggung Terbaik: RW 09 Juara Pertama


Selain hiburan, malam itu juga diwarnai kompetisi panggung terbaik. Berikut hasil penilaian panitia:

Kategori

Pemenang

Juara 1

RW 09

Juara 2

RW 11

Juara 3

RW 07

Harapan 1

RW 13

Harapan 2

RW 02

Setiap pemenang mendapatkan piagam penghargaan dari Pemerintah Kota Probolinggo sebagai bentuk apresiasi terhadap kerja keras dan kreativitas warga.


Apresiasi Lurah dan Panitia

Lurah Kebonsari Kulon, Ikromi, menyampaikan rasa syukur atas suksesnya penyelenggaraan Night Cokro Fair.

“Alhamdulillah, acara ini berjalan lancar dan meriah. Terima kasih atas kerja sama dan dukungan seluruh warga serta panitia. Semoga semangat kebersamaan dan kreativitas ini terus terjaga, menjadi inspirasi, dan memperkuat identitas Kebonsari Kulon,” ujarnya.

Panitia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara warga, RW, dan lembaga masyarakat setempat dalam menyukseskan acara berskala kota seperti Cokro Fair.


Penutup yang Penuh Warna dan Kenangan

Malam itu ditutup dengan alunan musik keroncong dari DRM Musik, menciptakan suasana hangat dan penuh nostalgia. Kesuksesan partisipasi Kebonsari Kulon dalam Night Cokro Fair 2025 menjadi bukti bahwa gotong royong, kreativitas, dan semangat kebersamaan warga mampu menghadirkan pertunjukan spektakuler, sekaligus mengangkat identitas budaya lokal Kota Probolinggo.

LINK TERKAIT