
Disabilitas bukanlah batasan, melainkan bagian dari keberagaman potensi yang perlu terus diberdayakan
Probolinggo, 15 Mei 2025 – Pemerintah Kota Probolinggo kembali menunjukkan
komitmennya terhadap inklusi sosial dan pemberdayaan masyarakat. Melalui
Kelompok Masyarakat (Pokmas) Rengganis Kelurahan Kebonsari Kulon, digelar Pelatihan Dasar Olahan Makanan dan Minuman
bagi Penyandang Disabilitas pagi di Ombass Café and Resto.
Kegiatan ini dihadiri dan dibuka
secara langsung oleh Ketua TP PKK Kota Probolinggo sekaligus Bunda Inklusi Kota
Probolinggo, dr. Hj. Evariani
Aminuddin, M.Kes. Turut hadir sebagai narasumber Wakil Ketua Komisi 3 DPRD Kota Probolinggo Bapak Nunung Moh. Toha
dan Anggota KDK Ibu Endang Sukarseh,
yang memandu peserta dalam membuat olahan khas Brownies Kukus dan Puding berbahan Mangga.
Dalam sambutannya, dr. Eva menyampaikan bahwa pelatihan ini bukan hanya sarana pembelajaran teknis, melainkan juga momentum untuk menumbuhkan kemandirian ekonomi penyandang disabilitas.
“Rasanya enak, punya potensi jual.
Tinggal dikemas menarik dan dipromosikan lewat media sosial. Saya yakin mereka
bisa jadi pelaku usaha mandiri yang menginspirasi,” ujarnya setelah mencicipi
hasil kreasi peserta.
Sebanyak 20 peserta dari Kelompok Disabilitas Kelurahan (KDK) Mandiri turut
serta dalam pelatihan ini. Mereka didampingi oleh Camat Kanigaran, Lurah
Kebonsari Kulon, serta unsur forkopimka lainnya seperti Babinsa, Bhabinkamtibmas, Ketua TP
PKK Kelurahan, Ketua LPM,
dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM).
Dr. Eva juga menyebut bahwa baru
enam kelurahan di Kota Probolinggo yang memiliki KDK, dan Kebonsari Kulon menjadi salah satu pelopor
dengan pembinaan aktif terhadap kelompok disabilitas.
Lebih dari sekadar kegiatan
pelatihan, acara ini menjadi simbol kuat bahwa keterbatasan fisik tidak
menghalangi potensi dan kontribusi dalam pembangunan.
Menambahkan semangat tersebut, Nunung Moh. Toha menekankan pentingnya
strategi pemasaran digital.
“Produk bagus saja tidak cukup. Tanpa pemasaran, tidak akan dikenal. Kami siap bantu dalam akses promosi digital agar produk disabilitas memiliki pasar lebih luas,” katanya.
Dengan pelatihan ini, Probolinggo menegaskan bahwa setiap warga,
tanpa kecuali, berhak berkontribusi dalam pembangunan kota. Disabilitas
bukanlah batasan, melainkan bagian dari keberagaman potensi yang perlu terus
diberdayakan